Selama ini, ODGJ alias Orang dengan Gangguan Jiwa sering dicap gak bisa diajar, gak produktif, bahkan dianggap beban. Padahal, anggapan kayak neymar88 gitu udah basi. Mereka bukan makhluk aneh yang harus dijauhi. Mereka tetap manusia yang bisa berkembang, asal dikasih ruang, waktu, dan cara belajar yang pas.

Pendidikan Bisa Jadi Obat Jiwa

Pendidikan buat ODGJ bukan cuma soal hafalan atau nilai tinggi. Lebih dari itu, pendidikan jadi alat buat bikin mereka kembali merasa “jadi manusia”. Lewat aktivitas belajar yang terstruktur dan penuh empati, ODGJ bisa pelan-pelan bangun kepercayaan diri, punya rutinitas, dan merasa berarti. Yang dibutuhin? Tempat yang aman, pengajar yang sabar, dan pendekatan yang gak memaksa.

Baca juga: Banyak yang Salah! Ini Cara Bener Didik ODGJ Biar Gak Cuma Dianggap Pasien

Sayangnya, masih banyak sistem pendidikan kita yang gak siap. Kurang fasilitas, kurang tenaga ahli, dan masih banyak yang nganggep mereka gak layak. Padahal, kalau dilatih dengan pendekatan yang manusiawi, mereka bisa kerja, berkarya, bahkan hidup mandiri.

5 Strategi Pendidikan Buat ODGJ yang Layak Dicoba

  1. Model Belajar yang Fleksibel
    Gak bisa maksa ODGJ ikut sistem formal. Materi harus disesuaikan dengan kondisi mental dan kemampuan mereka masing-masing.

  2. Kelas Kecil dan Suasana Tenang
    ODGJ butuh lingkungan yang gak gaduh dan gak bikin tertekan. Kelas kecil dengan perhatian penuh bikin mereka lebih nyaman.

  3. Aktivitas Praktik Lebih Penting dari Teori
    Mereka lebih cocok diajarin lewat kegiatan langsung kayak bercocok tanam, seni lukis, musik, masak, atau kerajinan. Hasilnya bisa jadi bentuk terapi sekaligus skill.

  4. Pendamping Khusus yang Paham Psikologi
    Gak cukup cuma guru biasa. Harus ada pendamping yang tahu gimana cara hadapi gangguan emosi, stres, atau perubahan suasana hati.

  5. Kerja Sama Keluarga dan Tenaga Medis
    Belajar gak akan berhasil kalau gak ada support dari rumah dan tim medis. Semua harus jalan bareng biar hasilnya maksimal.

ODGJ bukan objek kasihan, tapi manusia utuh yang punya potensi. Pendidikan buat mereka emang butuh perjuangan lebih, tapi bukan berarti mustahil. Selama pendekatannya pakai hati, bukan cuma logika, mereka juga bisa berdiri, melangkah, bahkan lari ngejar masa depan mereka sendiri.

Kalau kita mau sistem pendidikan yang bener-bener inklusif, ODGJ harus jadi bagian yang diakui dan didukung. Karena semua orang, gak peduli kondisi mentalnya, punya hak yang sama buat belajar dan berkembang.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *