Pendekatan Disiplin yang Humanis untuk Anak Nakal di Lingkungan Sekolah

Masalah kedisiplinan di sekolah sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Anak yang dicap “nakal” sering kali mendapat perlakuan yang keras, bahkan baccarat dijauhi atau dipermalukan. Padahal, pendekatan yang terlalu otoriter justru bisa memperburuk perilaku mereka. Dalam konteks pendidikan modern, pendekatan disiplin yang humanis lebih dianjurkan karena menempatkan anak sebagai individu yang sedang bertumbuh, bukan sekadar pelanggar aturan.

Memahami Akar Perilaku Anak

Anak yang berperilaku menyimpang di sekolah bukan berarti tidak bisa berubah. Sering kali perilaku tersebut muncul sebagai bentuk ekspresi dari tekanan di rumah, kurangnya perhatian, trauma, atau ketidakmampuan mengelola emosi. Guru dan staf sekolah perlu memahami latar belakang ini sebelum memberi sanksi. Dengan memahami alasan di balik tindakan, guru dapat merespons secara lebih bijak dan empatik.

Baca juga: Guru Hebat Bukan yang Galak, Tapi yang Bisa Menyentuh Hati Siswa

Ketika pendekatan disiplin dilakukan secara humanis, hubungan antara guru dan murid akan lebih kuat. Anak merasa dimengerti dan dihargai, sehingga mereka lebih terbuka untuk berubah. Bukan hanya soal memperbaiki perilaku, tapi juga membantu anak membangun jati diri dan tanggung jawab secara positif.

  1. Dengarkan dan ajak bicara secara pribadi untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan anak.

  2. Fokus pada solusi, bukan hukuman, dengan mengajak anak merancang cara memperbaiki kesalahan.

  3. Gunakan pendekatan konsekuensi logis, bukan hukuman fisik atau mempermalukan.

  4. Berikan kesempatan kedua karena semua anak berhak untuk belajar dari kesalahan.

  5. Libatkan orang tua dan wali secara positif agar penanganan dilakukan secara konsisten di rumah dan sekolah.

Pendekatan disiplin yang humanis bukan berarti membiarkan kesalahan terus terjadi. Sebaliknya, pendekatan ini mengedepankan nilai-nilai empati, tanggung jawab, dan pengembangan karakter. Ketika anak merasa dihargai dan dipahami, perubahan positif jauh lebih mungkin terjadi secara jangka panjang

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *